Mengelola Stres di Tempat Kerja
Sahabat semua, sungguh suatu hal yang pantas kita perhatikan bagaimana
mengelola stres, ketika berada di tempat kerja? Setiap hari sebagian
besar waktu seseorang dihabiskan di tempat kerja. Itulah mengapa
pengalaman di tempat kerja dapat menjadi aspek penting dalam
menentukan kesehatan mental seseorang secara umum.
It’s Not Stress That Kill Us.. It’s Our Reaction To It
Stres terkait pekerjaan adalah pola reaksi yang terjadi saat pekerja
dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dirinya sehingga membutuhkan
daya adaptasi yang lebih tinggi serta upaya yang lebih keras untuk
menyelesaikan pekerjaan. Berikut ini rata-rata orang mengalami stress
di dalam pekerjaan pada masa pandemic :
- Takut di-PHK.
- Lebih banyak waktu lembur karena pengurangan staf.
- Tekanan untuk melakukan untuk memenuhi ekspektasi yang meningkat tetapi tanpa peningkatan kepuasan kerja.
- Tekanan untuk bekerja pada level optimal setiap saat.
- Kurangnya kemampuan atas cara Anda melakukan pekerjaan Anda.
Memicu Kelelahan Mental dan Mempengaruhi Kesehatan Fisik
Jika tidak mampu mengendalikan stres dalam pekerjaan tersebut, kita
menjadi frustasi. Tidak hanya memicu kelelahan mental, tapi juga
mempengaruhi kesehatan fisik. Bahkan berpengaruh terhadap lingkungan
dikantor maupun dirumah.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengelola tekanan psikis
:
- Menyeimbangkan hidup dalam lingkungan sosial dan pekerjaan (Work Live Balance).
- Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya.
- Lakukan kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuan.
- Jaga kesehatan dengan olahraga/aktivitas fisik secara teratur.
- Tidur cukup, makan bergizi seimbang, dan terapkan perilaku hidup bersih.
- Kembangkan hobi yang bermanfaat, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri pada Tuhan.
Jangan Bilang Ini Cuma Khayalan
Ketika mengalami tekanan secara psikologis, tubuh akan memproduksi
hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan detak jantung serta
tekanan darah meningkat. Meningkatnya adrenalin dan kortisol juga bisa
menekan sistem pencernaan dan memengaruhi sistem kekebalan.
Hal ini bertujuan agar tubuh memiliki banyak energi untuk melawan
stres. Setelah penyebab stres hilang, tubuh akan kembali ke kondisi
rileks. Jika stres terus-menerus terjadi, organ dan fungsi tubuh bisa
mengalami efek samping. Apalagi, kecemasan dan depresi bisa menurunkan
toleransi tubuh terhadap rasa sakit.
Kesehatan Fisik di Pengaruhi Pikiran
Itulah bagaimana stres dapat memicu Psikosomatis (gejala fisik yang
nyata karena pengaruh pikiran dan emosi) namun tak sedikit orang
menganggap ini hanyalah khayalan padahal penyakit pada fisik
benar-benar juga dapat dipengaruhi oleh pikiran.
Terutama di kondisi sekarang ini begitu banyak berita negatif dan
situasi yang tak menentu menyebabkan tingkat stres yang meningkat dan
akan mempengaruhi kesehatan fisik apabila dibiarkan begitu saja.
Karena gejala Psikosomatis merupakan tekanan pada psikologis,
diperlukan bantuan profesional seperti konselor untuk bantu mengurai
penyebabnya.
Sedangkan untuk upaya mencegah ini terjadi kita bisa gunakan teknik
mindfulness untuk turunkan tingkat stres sehingga mengurangi tekanan
pada psikologis yang dapat sebabkan Psikosomatis.